Hal yang ditakutkan oleh orang-orang yang baik denganku
, ahirnya terjadi. Padahal saat itu aku telah masuk catatan hitam, namun aku
tetap tak pernah memikirkan jika kuteruskan perjalanan ini.
Semua orang telah
memandangku sebelah mata karna masalah yang kuberbuat sendiri, andai saja aku
mengerti maksud orang-orang yang berbuat baik padaku, seharusnya dirimu yang
penghuni buku hitam itu, saat itu aku hanyalah korban fitnah dendam. Namun
sialnya diriku, mataku telah dibutakaan untuk melihat hal yang sebenarnya.
Malam itu kau
kumat, tidak tau benar atau hanyalah pura-pura agar aku membesukmu. Sebap
setelah kejadian itu aku mulai membuat jarak denganmu, ditambah lagi saat itu
aku mau menghadapi ujian.
Ahirnya setelah banyak saran dari senior lain akupun
melihatmu yang terkapar tak berdaya, tubuhmu lemah lunglai, aku tak tau sakit
apa dirimu. Namun saat aku melihatmu , aku begitu takut akan kehilangan dirimu.
Malam itu kuhabiskan waktu belajarku untuk mengurusmu yang sedang sakit, namun
setelah aku ingat-ingat lagi sepertinya kau pura-pura sakit, sebap setelahku
ada perlahan kondisimu membaik.
Ujianku telah tiba, dan aku semakin sibuk sebap aku tak
mau nilaiku anjlok, sedangkan dirimu telah usai, aku masih ingat tempat, waktu,
jam, menitpun saat hal diluar dugaanku terjadi. Malam itu kau menangis sampai
melempar alas kakimu, aku tau kau kesal, kecewa, marah, malu, aku juga bias
merasakan apa yang kau rasakaan, namun aku tak bias bantu apa- apa. Sebap itu
semua adalah konsekuensi dari apa yang telah kau lakukan. Aku hanya bias
menenangkanmu agar kau mau berhenti menangis, seperti yang lainya orang-orang
bergembira suka cita menyambut acara besok.
Keesokan haaripun tiba, matamu ahirnya sembap karena
semalaman menangisi apa yang kau perbuat selama ini. Acarapun mulai selsai dan
sepi. Saat itulah hal yang tak pernah diduga terjadi, dan aku juga antara sadar
dan tidak, namun aku terus memikirkanya ketika wudhu asar. Belum sampai disitu
saja sebap ahirnya berlanjut, dan esok harinya aku ceritakan dengan temanku,
namun salahnya diriku bercerita dengan orang yang salah, sebap dia memberiku
saran yang malah ikut menjerumuskan aku, dan ahirnya tamatlah riwayatku, aku
telah terperosok.
NEXT
Mungkin ini untuk yang terahir ana menulis disini,
sebelum ana meninggalkan desa ini, ana ingin buat pesan sama kamu.
Ghabriel, yang pertama kali ana pesan jagalah waktu
shalatmu, jangan sekali-kali kamu lalai , karena shalat itulah yang bias
menolong kamu. Carilah teman yang bias mengajak kamu kedalam kebaikan . Jangan
bosan menjadi orang yang baik . Tunjukanlah bahwa kamu bisa menjadi orang yang
baik. Jangan sampai orang lain mengecap kamu anak yang nakal, ana yakin kamu
pasti bisa merubah diri kamu yang sebenarnya.
Ghabriel, ana tidak ingin mendengar dari mulut orang
bahwa kamu tambah nakal.
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ç===è
Tulisan ini tidak selsai, sebap saat itu ada hambatan.
Aku benar-benar salut denganmu, sebap kata-kata nasihat
tak pernah putus darimu, pintar dirimu merangkai kalimat untu orang lain, tapi
dirimu sendiri juga membutuhkan nasehat bahkan terapi sekalipun, hem apa dayaku
semuanya telah terjadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar